PIDIE JAYA, ACEHZONE.COM – Masyarakat Kabupaten Pidie Jaya, Aceh merasa khawatir akan terjadi banjir susulan mengingat kondisi cuaca di daerah tersebut masih diguyur hujan dengan intensitas sedang. Apalagi dua hari lalu, banjir melanda perkampungan dan pusat pemerintahan.
Sebagaimana diketahui, hujan deras disertai petir yang terjadi sejak, Jumat (20/1) malam hingga Sabtu (21/1) dini hari menyebabkan sejumlah kecamatan di Pidie Jaya pada Sabtu siang diterjang banjir. Dari delapan kecamatan di sana (Bandardua, Jangkabuya, Ulim, Meurahdua, Meureudu, Trienggadeng, Panteraja dan Bandarbaru), kecuali Panteraja ringan, sementara tujuh kecamatan lain tergolong parah.
Wakil Bupati Pidie Jaya, Said Mulyadi bersama para asisten dan dinas terkait termasuk tim dari Mapolres setempat serta camat plus anggota muspika turun langsung ke lapangan untuk memantaunya.
Pemantauan antara lain di Meurahdua, Ulim dan Bandardua. Disampaikan dengan menggunakan speed bot milik BPBD setempat, sejumlah warga Gampong Pante Beureune dievakuasi ke lokasi yang dianggap aman, demikian pula di Bandardua dan Ulim.
Wabup juga mengumpulkan delapan orang camat ke rumah dinasnya yang dijadikan sebagai Posko Pengaduan warga yang terkena musibah banjir. Said Mulyadi meminta agar semua camat pro aktif dan memantau secara rutin terhadap bencana yang sedang dialami itu. “Segera laporkan kepada kami dan mana yang bisa ditangani langsung supaya segera ditindaklanjuti,” pinta Wabup Pidie Jaya, Senin (23/1/2023).
Banjir terjadi akibat intensitas atau curah hujan tinggi, sehingga menyebabkan puluhan gampong sepanjang daerah aliran sungai (DAS) di kabupaten tersebut terendam. Meurahdua misalnya, sebanyak 10 dari 19 desa di kecamatan tersebut terendam air. Terparah yaitu, Gampong Pante Beureune, Beuringen, Meunasah Mancang, Dayah Usen, Blang Cut, Meunasah Raya dan Gampong Blang. Sedangkan tiga gampong lainnya, Meunasah Jurong, Buangan dan Desa Luengbimba tidak parah.
Kecamatan Meureudu sebagaimana disampaikan Jailani, camat setempat kepada Rakyat Aceh bahwa 19 dari 30 gampong di wilayahnya terendam banjir, yaitu, Meunasah Balek, Kota Meureudu, Meunasah Lhok, Beurawang, Rhieng Mancang, Rhieng Krueng, Teupin Peuraho, Masjid Tuha, Pulo U, Kudrang, Pohroh, Hagu dan Desa Glumpang Tutong. Masjid Tuha, Desa Lhok dan Desa Balek terparah.
Kecamatan Bandardua sebagaimana rilis Tim Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) menyebutkan, 15 dari 40-an gampong di kecamatan tersebut terendam banjir. Jumlah rumah yang terendam di sana 1.186 unit dengan jumlah kepala keluarga (KK) 1.470 sementara jumlah jiwa 4.762 orang. Meliputi Desa Alue Sane, Drien Tujoh, Blang Kuta, Alue Mee, Seunong, Pohroh, Babah Krueng, Alue Keutapang.
Disusul Gampong Blang Dalam, Drien Bungong, Gampong Ulee Gle, Meugit Sagoue, Kuta Krueng dan Asan Kumbang. Warga yang huniannya terendam air terpaksa mengunsi ke meunasah atau rumah keluarganya yang dianggap aman. Musibah banjir juga dialami warga di belasan gampong dalam Kecamatan Ulim. Seperti halnya sejumlah desa dalam Kemukiman Nangroue Barat dan Nagroue Timu.
Teuku Saifullah, salah seorang warga Trienggadeng kepada media ini mengatakan, bahwa tiga desa di kecamatan tersebut juga tergolong parah, yaitu Gampong Cot Lheue Reng, Deah Pangwa dan Desa Mee Pangwa. Peutani tambak rugi besar akibat luapan banjir sehingga semua piaraannya seperti udang, bandeng habis disapu banjir. Pemantauan Rakyat Aceh, akibat banjir akses antar gampong terganggu.
Selain itu, ruas jalan nasional Banda Aceh – Medan di beberapa lokasi juga mengalami kerusakan dan ada juga badan jalan yang amblas. Seperti halnya di Ulim atau tepatnya antara Nangroue Barat hingga Nangroue Timu atau sebaliknya. Badan jalan sepanjang kurang lebih dua kilometer itu, di beberapa titik terkelupas terutama jalan yang baru saja ditambal ulang pihak dinas terkait.