ACEHZONE.com | BANDA ACEH – Ikan tongkol sudah seminggu terakhir ini ‘banjir’ di Pelabuhan Perikanan Samudera atau PPS Kutaradja Lampulo, Kota Banda Aceh.
Hasil tangkapan nelayan per harinya berkisar 100 – 200 ton lebih, sehingga karena membeludaknya ikan tongkol di PPS ini, harga lelang ikan ini di PPS Kutardja Lampulo, Banda Aceh pun sempat anjlok menjadi Rp 9.000/Kg dan Rp 10.000/Kg.
Kepala UPTD PPS Kutaradja Lampulo, Fani, menyampaikan hal ini menjawab Serambi, Rabu (2/11/2022).
Fani mengatakan, hasil tangkapan ikan nelayan mulai kelihatan banyak pada minggu keempat bulan Oktober lalu.
Setiap hari, tidak kurang dari 100 – 200 ton ikan yang didaratkan di dermaga PPS Kutaranya Lampulo, dari 16 – 17 unit boat nelayan yang pulang melaut/hari.
Jenis ikan yang paling banyak dibawa pulang nelayan dari melautnya, sebut Fani, adalah ikan tongkol jenis cakalang. Volumenya mencapi 60 – 100 ton, kemudian ikan layang 46 ton, tongkol kirai 15 ton yellow fin 40 ton dan lisong 12 ton.
“Untuk jenis ikan kualitas premium, seperti tongkol yellow fin harga lelangnya masih tetap tinggi mencapai Rp 52.000 per kilogram.
Tapi untuk ikan tongkol kualitas medium, seperti tongkol cakalang, volume hasil tangkapannya banyak, harga lelangnya sempat jatuh Rp 10 ribu, bahkan Rp 9 ribu dalam dua pekan terakhir ini.
Es batang cukup
Ditanya tentang penyediaan es batang dalam menghadapi ledakan hasil tangkapan ikan boat nelayan tersebut, kata Fani, tidak mengalami kekurangan suplai es batang.
Pasalnya di kompleks PPS Kutaradja Lampulo, terdapat dua pabrik es batang berkapasitas 30 – 100 ton. Selain itu, PPS Kutaradja Lampulo sering mendapat kiriman es balok dari Krueng Raya, Aceh Besar, dan Pidie.
Yohannes, pedagang pengumpul ikan di PPS Kutaradja Lampulo mengatakan, dimasa banyak ikan saat ini, dirinya setiap hari, beli ikan tongkol ukuran kecil dan sedang sekitar 55 – 60 ton untuk dijual ke Medan dan dibekukan.
Ia mengatakan seperti pada Selasa (1/11/2022), ia mengirim tongkol ukuran sedang ke Medan 20 ton dan yang dibekukan 60 ton. Pada hari Rabu (2/11) ini, kata Yohannes, ia kembali beli ikan 55 ton, sebanyak 15 ton, dikirim ke Medan dan 40 ton lagi dibekukan.
Yohannes mengatakan, saat masa banyak ikan seperti ini dirinya sangat senang.
Pasalnya harga ikan terjangkau dan gedung cold storage yang dimiliki berkapasitas 1.000 ton lebih itu, yang berada di Kompleks PPS Kutaradja Lampulo, pemanfaatannya bisa difungsikan secara maksimal.
Pada bulan sebelumnya, kata Yohannes, hasil tangkapan ikan nelayan tidak banyak, sehingga gedung cold storage yang dimiliki, operasinya tidak maksimal.
Kondisi itu, menurutnya, bisa membuat perusahaan rugi, karena harus membayar listrik sangat besar, isi ruang pendingin, tidak maksimal.
Ungkapan serupa juga disampikan, Almeer, eksportir ikan tuna dan Zamhur pedagang ikan antar provinsi.
Mereka mengatakan, senang sekali melihat hasil tangkapan boat nelayan Lampulo pada minggu ini, sangat banyak. Setiap boat membawa pulang ikan dari melautnya sekitar 10 – 20 ton.
Zamhur mengatakan, hasil tangkapan ikan boat nelayan meningkat terjadi mulai minggu keempat bulan Oktober sampai minggu pertama bulan NoVember.
Kondisi ini karena di laut tidak ada badai angin yang tinggi, sehingga ikan banyak bermain dipermukaan air.
Pada bulan Oktober dan November ini, kata Zamhur, sudah mulai masuk musim ikan.
“Alhamdulillah, di Lampulo sudah banyak perusahaan pembekuan ikan, sehingga hasil tangkapan ikan boat-boat nelayan Lampulo, ada yang beli dan nampung, kendati dengan harga yang rendah Rp 9.000 – Rp 10.000 per kilogram.
Untuk harga lelang senilai itu, nelayan belum begitu rugi, karena ikan hasil melautnya, masih ada yang nampung dan beli,” ujar Zamhur.
Sumber : SERAMBI