ACEHZONE.COM | NEW YORK – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres mengeluarkan peringatan keras kepada seluruh pemimpin dunia.
Dia menegaskan dunia sudah berada dalam bahaya besar, dimulai dari pandemi Covid-19, bencana iklim, konflik dan kemiskinan serta kesetaraan.
Ditambahkan, termasuk perpecahan di antara kekuatan besar yang semakin memburuk sejak Rusia invasi ke Ukraina, seperti dilansir AP, dalam Serambinews.com, Selasa (20/9/2022).
Dalam pidato sambutan menjelang dimulainya pertemuan para pemimpin dunia pada Selasa (20/9/2022) Guterres mengutip tugas besar, bukan hanya menyelamatkan planet yang secara harfiah telah terbakar.
Tetapi juga menangani pandemi Covid-19 yang masih berlanjut.
Dia juga menunjuk pada kurangnya akses keuangan bagi negara-negara berkembang untuk pulih dari krisis yang tidak terlihat dalam satu generasi.
Sehingga, telah menyebabkan hilangnya pendidikan, kesehatan dan hak-hak perempuan. Guterres menyampaikan pidato “Keadaan Dunia” pada pembukaan pertemuan global tingkat tinggi tahunan.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan itu berisi kartu laporan yang sadar, substantif, dan berfokus pada solusi untuk dunia. Di mana perpecahan geopolitik menempatkan semua negara dalam risiko besar.
Dalam penilaian yang mengkhawatirkan, Guterres mengatakan kepada para pemimpin dunia bahwa negara-negara terjebak dalam disfungsi global kolosal.
Bahkan, tidak siap atau bersedia untuk mengatasi tantangan besar yang mengancam masa depan umat manusia dan nasib planet ini.
Berbicara pada pembukaan pertemuan tingkat atas tahunan Majelis Umum, Sekjen PBB menunjuk pada perang di Ukraina.
Dimana, telah konflik yang berlipat ganda di seluruh dunia, darurat iklim, situasi keuangan yang mengerikan di negara-negara berkembang.
Dalam penilaian yang mengkhawatirkan, Guterres mengatakan kepada para pemimpin dunia bahwa negara-negara terjebak dalam disfungsi global kolosal.
Bahkan, tidak siap atau bersedia untuk mengatasi tantangan besar yang mengancam masa depan umat manusia dan nasib planet ini.
Berbicara pada pembukaan pertemuan tingkat atas tahunan Majelis Umum, Sekjen PBB menunjuk pada perang di Ukraina.
Dimana, telah konflik yang berlipat ganda di seluruh dunia, darurat iklim, situasi keuangan yang mengerikan di negara-negara berkembang.
Termasuk pembalikan kemajuan untuk mengakhiri kemiskinan ekstrim dan menyediakan pendidikan berkualitas untuk semua anak.
“Dunia kita dalam bahaya dan lumpuh,” kata Guterres.
Tapi dia tetap menyatakan masih ada harapan di depan.
Dia menekankan kerjasama dan dialog menjadi satu-satunya jalan dan memperingatkan tidak ada kekuatan atau kelompok saja yang dapat mengambil sebuah keputusan.
“Mari kita bekerja sebagai satu, sebagai koalisi dunia dan sebagai bangsa-bangsa yang bersatu,” katanya.
Dia mendesak para pemimpin dunia yang berkumpul di aula Majelis Umum PBB untuk dapat menyikapi hal itu segera.
Pertemuan Majelis Umum para pemimpin dunia ke-77 diadakan di bawah bayang-bayang perang besar pertama di Eropa sejak Perang Dunia II.
Dimana, konflik Rusia dan Ukraina telah memicu krisis pangan global dan membuka celah di antara negara-negara besar dengan cara yang tidak terlihat sejak Perang Musim Dingin.
Namun hampir 150 kepala negara dan pemerintahan ada dalam daftar pembicara terbaru. Itu pertanda keadaan planet ini terfragmentasi.
PBB tetap menjadi tempat pertemuan utama bagi presiden, perdana menteri, raja dan menteri untuk tidak hanya menyampaikan pandangan mereka.
Tetapi juga bertemu secara pribadi untuk membahas tantangan dalam agenda global dan semoga membuat beberapa kemajuan.
Di bagian atas agenda itu bagi banyak orang: invasi Rusia 24 Februari 2022 ke Ukraina, yang tidak hanya mengancam kedaulatan tetangganya yang lebih kecil.
Tetapi juga telah menimbulkan kekhawatiran akan bencana nuklir di pembangkit nuklir terbesar Eropa di negara yang sekarang diduduki Rusia tenggara.
Para pemimpin di banyak negara berusaha mencegah perang yang lebih luas dan memulihkan perdamaian di Eropa.
Namun, para diplomat tidak mengharapkan terobosan apa pun minggu ini.
Hilangnya ekspor biji-bijian dan pupuk penting dari Ukraina dan Rusia telah memicu krisis pangan.
Terutama di negara-negara berkembang, dan inflasi serta meningkatnya biaya hidup di banyak negara lainnya dan isu-isu itu telah menjadi agenda utama.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Acehzone.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Acehzone.com”, caranya klik link https://t.me/acehzone, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.