Header web MDJ (1166 × 390 piksel)
Header Web ACI (1166 × 390 piksel)
Acehzone.com (1166 × 390 piksel)
previous arrow
next arrow

Home / Artikel / Bencana

Kamis, 10 November 2022 - 12:13 WIB

Pendekatan Pencegahan dan Penanggulangan Banjir

ACEHZONE.com – Sungai/laut atau aliran air yang menyediakan kemudahan hidup bagi masyarakat disekitarnya itu juga bisa menjadikan masyarakat tadi menghadapi risiko bencana tahunan akibat banjir. Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air lantaran curah hujan yang diatas normal, perubahan suhu, tanggul/bendungan yang bobol, pencairan salju yang cepat, terhambatnya aliran air di tempat lain.
Diperkotaan genangan lokal terjadi pada saat musim hujan, skala banjir yang terjadi cukup besar dan
belum dapat dikendalikan secara dominan. Hal ini membutuhkan strategi-strategi penanganan yang menyeluruh dan multistakeholders.

Banjir kilat/dadakan biasanya didefinisikan sebagai banjir yang terjadi hanya dalam waktu kurang dari 5 jam sesudah hujan lebat mulai turun. Biasanya juga dihubungkan dengan banyaknya awan kumulus yang menggumpal di angkasa, kilat atau petir yang keras, badai tropis atau cuaca dingin.

Karena banjir ini sangat cepat datangnya, peringatan bahaya kepada penduduk sekitar tempat itu harus dengan segera dimulai upaya penyelamatan dan persiapan penanggulangan dampak-dampaknya.

Umumnya banjir dadakan akibat meluapnya air hujan yang sangat deras, khususnya bila tanah bantaran sungai rapuh dan tak mampu menahan cukup banyak air. Penyebab lain adalah kegagalan bendungan/tanggul menahan volume air (debit) yang meningkat, perubahan suhu menyebabkan berubahnya elevasi air laut, dan atau berbagai perubahan besar lainnya di hulu sungai termasuk perubahan fungsi lahan.

Saat ini yang menjadi isu publik adalah pengubahan lahan, kepadatan pemukiman penyebab tertutupnya lahan, erosi dan sedimentasi yang terjadi diberbagai kawasan perkotaan dan daerah. Kerawanan terhadap
banjir dadakan akan meningkat bila wilayah itu merupakan lereng curam, sungai dangkal dan pertambahan volume air jauh lebih besar daripada yang tertampung.

Pengukuran terhadap banjir dapat dilakukan pada fenomena-fenomena antara lain: kedalaman muka air maksimum; pondasi bangunan memiliki derajat toleransi terhadap penggenangan air yang berlainan dengan derajat toleransi akar tumbuhtumbuhan; lamanya penggenangan air; kerusakan atau derajat kerusakan bangunan, infrastruktur dan tumbuh-tumbuhan sering berkaitan dengan jangka waktu berlangsungnya penggenangan air.

Arus air yang besar akan berbahaya dan mengakibatkan daya pengikisan sangat besar (erosi dan abrasi) serta peningkatan tekanan dinamika air sehingga pondasi bangunan dan infrastruktur menjadi lemah / rusak.

Hal ini bisa terjadi dilembah bantaran sungai, pantai dan tepian sungai. Perkiraan tentang tingkat kenaikan permukaan air sungai (perubahan muka air sungai) sangat penting sebagai dasar peringatan bahaya banjir, rencana pengungsian dan pengaturan tata ruang daerah. Hal ini bisa didapat dari data-data lapangan terdahulu baik lewat survey maupun wawancara dengan masyarakat setempat di daerah banjir atau melalui analisis banjir rencana dari data-data hidrologi yang ada.

Baca Juga :  Diguyur Hujan, Puluhan Gampong di Langsa Terendam Banjir

Peramalan banjir yang berasal dari luapan air sungai berdasarkan analisis Hidrologi dan Hidraulika melibatkan perkiraan-perkiraan tentang: tinggi permukaan air sungai, debit air sungai, waktu kejadian, lamanya kejadian, debit air tertinggi di titik-titik tertentu sepanjang jalur sungai/DAS (induk maupun anak sungai).

Ramalan yang dikeluarkan untuk disebarluaskan kepada masyarakat dihasilkan dari pemantauan rutin ketinggian permukaan air sungai serta pemantauan curah hujan setempat. Peringatan akan terjadinya banjir dadakan hanya bisa bergantung pada prakiraan cuaca (meteorologi) serta pengetahuan tentang kondisi tofografi dan geografis setempat.

Mengingat singkatnya waktu terjadinya banjir dadakan, menyebabkan tidak memungkinkan pemantuan terhadap tingkat ketinggian air sungai di lapangan.

Cara yang efektif untuk memantau jalur banjir adalah lewat teknik-teknik penginderaan jauh, misalnya Landsat. Citra-citra satelit ditafsirkan, kemudian dipakai sebagai patokan pemetaan daerahdaerah rawan banjir dan daerah-daerah jalur banjir.

Upaya-upaya lain untuk memperbaiki peramalan banjir telah dilaksanakan oleh berbagai badan yang menginduk ke PBB, antara lain; Organisasi Meteorologis Dunia, dengan memakai Pemantauan Cuaca Dunia serta Sistem pengolahan Data Global. Sistem-sistem ini bersifat strategis manakala kondisi-kondisi banjir bersifat lintas batas nasional atau melewati wilayah kedaulatan lebih dari satu negara. Namun sebagian besar ramalan banjir luapan sungai dan banjir dadakan hanya bersandar pada pengamatan-pengamatan Badan Meteorologis dan Geofisika Nasional.

Banjir disebabkan oleh dua katagori yaitu banjir akibat alami dan banjir akibat aktivitas manusia. Banjir akibat alami dipengaruhi oleh curah hujan, fisiografi, erosi dan sedimentasi, kapasitas sungai, kapasitas drainase dan pengaruh air pasang.

Sedangkan banjir akibat aktivitas manusia disebabkan karena ulah manusia yang menyebabkan perubahan-perubahan lingkungan seperti : perubahan kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS), kawasan pemukiman di sekitar bantaran, rusaknya drainase lahan, kerusakan bangunan pengendali banjir, rusaknya hutan (vegetasi alami), dan perencanaan sistim pengendali banjir yang tidak tepat.

Kerawanan Terhadap Banjir

Di daerah tanggul atau teras sungai, utamanya bantaran sungai, jenis yang paling berisiko terhadap
terjangan banjir antara lain adalah: 1). Bangunan dari bahan tanah atau bata yang mudah pecah/tergerus
bila kena air, 2). Bangunan dengan pondasi dangkal dan pondasi yang tidak kedap air, 3). Sistem
pembuangan air (selokan pipa), drainase, saluran pasokan air, saluran listrik, mesin-mesin dan semua
barang elektronik (terutama industri dan telekomukasi), 4). Lumbung pangan, tanaman di lahan, ternak dalam kandang, 5). Benda-benda bersejarah/artefak budaya yang wajib dilindungi dari kehancuran atau rusak berat, 6). Industri kelautan, termasuk galangan kapal, kapal-kapal itu sendiri, pelabuhan, gudang pelabuhan, dan sebagainya.

Baca Juga :  Banjir Bandang di Aceh Tenggara, Dua Orang Meninggal Dunia

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kerawanan terhadap bencana banjir dan banjir lokal anatara lain adalah: 1). Kurang atau tidak tersedianya tempat-tempat penampungan pengungsi yang lengkap dengan fasilitas yang dibutuhkan, di tempat ketinggian yang melebihi ketinggian luapan air, 2). Kurang / tidak adanya informasi yang diterima masyarakat tentang jalur-jalur pengungsian, 3). Kurang / tidak efektifnya kegiatan-kegiatan penanggulangan bencana.

Dampak yang Muncul

Akibat bencana banjir, bangunan-bangunan akan rusak atau hancur yang disebabkan oleh daya terjang air banjir, terseret arus, daya kikis genangan air, longsornya tanah di seputar/di bawah pondasi, tertabrak/terkikis oleh benturan dengan benda-benda berat yang terseret arus.

Kerugian fisik cenderung lebih besar bila letak bangunan di lembah-lembah pegunungan dibanding di dataran rendah terbuka. Banjir dadakan akan menghantam apa saja yang dilaluinya.

Di wilayah pesisir, kerusakan besar terjadi akibat badai yang mengangkat gelombanggelombang air laut dan kerusakan akan terjadi tatkala gelombang datang dan pada saat gelombang itu pergi atau kembali ke laut. Lumpur, minyak dan bahanbahan lain yang dapat mencemarkan tanah, udara dan air bersih akan terbawa oleh banjir dan diendapkan di lahan yang sudah rusak atau di dalam bangunan.

Tanah longsor kemungkinan terjadi bila tanah itu tak kuat diterjang air dan terkikis/runtuh. Dalam kasuskasus banjir selama ini, kebanyakan kerugian pangan terjadi akibat stok pangan rusak, termasuk yang masih di lahan. Kerusakan tanaman pangan di sawah atau ladang tergantung pada jenis tanamannya dan
berapa lama penggenangan airnya. Ada tanaman yang cepat mati hanya setelah digenangi air sebentar,
ada yang mampu menahan terjangan air tapi akhirnya mati jika air itu tak terserap oleh tanah dan
terus menggenang.

Strategi Dan Pendekatan Minimasi Dampak

1. Pemetaan Unsur-Unsur Rawan Atau Rentan.
2. Pemetaan Daerah-Daerah Luapan Air/Jalur Banjir
3. Pemetaan Daerah Bencana-bencana Lain
4. Pengaturan Tata Guna Lahan
5. Kepadatan Penduduk dan Bangunan
6. Larangan Penggunaan Tanah Untuk FungsiFungsi Tertentu

Pengendalian Bahaya Banjir

1. Perbaikan Saluran dan Perlindungan Vegetasi
2. Konstruksi Bendungan/Tanggul yang Aman
3. Partisipasi Aktif Masyarakat.
4. Langkah-langkah dan Rencana pengendalian banjir

Pengelolan DAS berhubungan erat dengan peraturan, pelaksanaan dan pelatihan. Kegiatan penggunaan lahan dimaksudkan untuk menghemat dan menyimpan air dan konservasi tanah.

Untuk Pendekatan Pencegahan dan Penanggulangan Banjir maka diperlukan sikap kebersamaan multistakeholder dan keterlibatan masyarakat yang mendukung sepenuhnya.

Share :

Baca Juga

BNPB: 95 Persen Bencana Di Indonesia Banjir Dan Longsor Acehzone.com

Bencana

BNPB: 95 Persen Bencana Di Indonesia Banjir Dan Longsor
Diguyur Hujan, Puluhan Gampong di Langsa Terendam Banjir Acehzone.com

Bencana

Diguyur Hujan, Puluhan Gampong di Langsa Terendam Banjir
Mengapa Promosi Produk Penting Bagi UMKM Acehzone.com

Artikel

Mengapa Promosi Produk Penting Bagi UMKM
BMKG akhiri peringatan dini tsunami gempa Mentawai Acehzone.com

Bencana

BMKG akhiri peringatan dini tsunami gempa Mentawai
Kepala BNPB Pastikan Penanganan Banjir dan Longsor di Manado Berjalan Baik Acehzone.com

Bencana

Kepala BNPB Pastikan Penanganan Banjir dan Longsor di Manado Berjalan Baik
Depo Plumpang Terbakar, Pertamina Jamin Pasokan BBM Acehzone.com

Bencana

Depo Plumpang Terbakar, Pertamina Jamin Pasokan BBM
Menggali Cuan dari Carbon Trading di Eks Arun Acehzone.com

Artikel

Menggali Cuan dari Carbon Trading di Eks Arun
Pentingkah Jalan Tol Aceh? Acehzone.com

Artikel

Pentingkah Jalan Tol Aceh?