PIDIE JAYA, ACEHZONE.COM – Terkait Protret kesehatan yang menimpa warga asal ulim pidie jaya, yang harus menempuh perjalanan menggunakan kendaraan roda tiga dari ulim pidie jaya ke rumah sakit Cut Mutia Aceh Utara.
Dari sumber berita beberapa media online menyebutkan bahwa setiap sepuluh hari sekali Rahmad Aulia yang merupakan anak dari pasien rawat jalan asal kecamatan Ulim.
Dedi Saputra pemuda atau mahasiswa Pidie Jaya saat dimintai keterangan oleh media, mengatakan sangat prihatin dengan kejadian menimpa Ayah dari rahmat aulia.
Kita sangat malu dengan belum seriusnya pemerintah kabupaten pidie jaya dalam memberikan pelayanan yang optimal bagi masyarakat.
Dedi mempertanyakan bagaimana peran Dinas kesehatan Pidie Jaya disaat kita masih menemukan rakyat kecil yang susah mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang baik.
Bukankah di tiap tahun pemkab mengesahkan anggaran untuk sektor kesehatan, Jika Alasan Pihak terkait tentang masih minim nya fasilitas kesehatan maka dengan adanya kejadian ini kita harus benar benar sadar untuk segera memperbaiki keadaan.
Dedi mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh masyarakat yang telah membantu dan merespon cepat kejadian ini.
Kedepan dedi berharap pemerintah Pidie Jaya harus benar serius dalam mengelola kesehatan di kabupaten yang kita cintai. Sehingga semua kita mendapatkan perlakuan yang sama untuk mendapatkan Fasilitas yang sama.
Bocah 11 Tahun Bawa Ayahnya Berobat dari Pidie Jaya Naik Becak ke RS Aceh Utara
Dalam wawancara singkat dengan bocah tersebut, ia setiap sepuluh hari sekali selalu membawa ayahnya dari Pidie Jaya ke Rumah Sakit Umum Daerah Cut Mutia dengan becak tua untuk disedot cairan yang ada ditubuh ayahnya. Perjalanan yang memakan waktu delapan jam lebih adalah bukan waktu yang singkat, Apalagi seorang anak kecil yang mengendarainya.
Karena alat medis tersebut yang tersedia cuma di Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin Banda Aceh dan Rumah Sakit Umum Daerah Cut Mutia Aceh Utara. maka dia lebih memilih ke Rumah Sakit Umum Daerah Cut Mutia dengan alasan lebih dekat daripada Banda Aceh.
Berbekal uang dari hasil upah “tarek pukat” yg tidak seberapa, ia selalu menyimpan untuk keperluan berobat ayahnya dan sekolah kakak satu²nya yang masih menempuh pendidikan di bangku kelas 1 SMP Ulim, Pidie Jaya. Ibunya sudah duluan menghadap sang Ilahi, maka sekarang ia dan kakaknya harus siap merawat bapaknya yang sakit sudah bertahun.