ACEHZONE.com | ACEH BARAT – Belasan Wartawan yang tergabung dalam komunitas Sekretariat Bersama (Sekber) Jurnalis Aceh Barat (JAB), ramai-ramai menyurati Penjabat (Pj) Bupati setempat.
Pelayangan surat secara resmi dilayangkan, seiring dengan prosedural baru yang diterapkan pemerintah setempat dalam mekanisme memberi keterangan resmi, entah karena takut atau alergi terhadap para kuli tinta.
Ketua Sekber JAB, Khaidir Azhar mengatakan, pelayangan surat dilakukan sesuai dengan permintaan Bagian Prokopim, yang menyebutkan jika hendak mewawancarai kepala daerah diharuskan dengan surat berisikan pertanyaan.
Surat surat pertanyaan tersebut berisikan, Mahdi Efendi satu bulan berdinas yang berkaitan dengan kegiatan seremonial tepung tawar (Peusijuk), serta dinas yang dilakukan selama di Jakarta, itu dikirim melalui kantor POS Meulaboh.
“Surat ini kita layangkan dalam bentuk pertanyaan. Kenapa kita layangkan surat, kita mengikuti sistem protokoler Pemkab Aceh Barat, yang menyebutkan jika ada awak media ingin wawancara maka harus melalui surat, seperti yang disampaikan kepada salah seorang rekan kita,” jelas Khaidir.
Khaidir menerangkan, dalam surat yang dilayangkan oleh JAB kepada Pemda Aceh Barat itu, berisikan tentang sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan aktivitas beliau, pasca dilantik sebagai kepala daerah sementara yang ditunjuk oleh Kementerian.
Surat itu, termasuk mempertanyakan kinerja Pj Bupati, Mahdi Efendi, sebulan terakhir pasca dilantik, sehingga nantinya insan pers dapat mempublikasi di media mereka masing-masing “Yang kita tanyakan melalui surat juga tidak ribet sekali, melainkan tentang aktivitas tepung tawar, yang selama ini dia lakukan di beberapa tempat.
Kemudian apa kepentingan dan dampak untuk daerah selama di Jakarta, sehingga abai terhadap korban banjir,” ungkapnya.
Khaidir berharap, pemerintah segera memberi respon cepat atas permintaan para jurnalis yang tergabung dalam Sekber JAB, tentang beberapa pertanyaan yang dilayangkan secara resmi tersebut.
Sebelumnya, YARA Aceh Barat juga sempat menyindir tentang kurangnya empati Pj Bupati Aceh Barat terhadap korban banjir, kemudian kepala daerah berbalas pantun dengan meminta maaf belum sempat menjenguk langsung, lantaran Pj Bupati ke Jakarta sedang melakukan perjalanan dinas.