Header web MDJ (1166 × 390 piksel)
Header Web ACI (1166 × 390 piksel)
Acehzone.com (1166 × 390 piksel)
previous arrow
next arrow

Home / Pendidikan / Teknologi

Jumat, 11 November 2022 - 07:48 WIB

Generasi Muda Berperan Besar Tolak Narasi Kontra Ideologi di Ranah Digital

ACEHZONE.com | JAKARTA – Peran generasi muda dalam merespon berbagai narasi yang menolak ideologi negara yang kini banyak beredar di ruang digital, sangat dibutuhkan. Apalagi generasi muda saat ini hampir seluruhnya melek digital.

“Saya mengajak generasi muda yang lebih melek digital, untuk memberikan kontra narasi terhadap paham yang membahayakan ideologi negara,” ujar Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut dalam acara Bedah ‘Buku Kontestasi Ideologi Politik, Gerakan Islam Indonesia di Ruang Publik Digital’ di Jakarta, Kamis (10/11/2022). Buku tersebut merupakan karya Zainut yang berasal dari disertasi program doktoral dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah, Jakarta.

Zainut mengungkapkan, di era digital saat ini sangat memungkinkan semua pihak dapat berinteraksi dan berselancar di dunia maya. Sehingga, menurutnya, perlu ada pelurusan terhadap paham yang mengarah kepada menolak ideologi negara.

Di sisi lain, kaum muda muslim urban saat ini sangat terampil memanfaatkan media sosial untuk berbagai tujuan. Termasuk tujuan-tujuan penguatan nilai-nilai ideologis dan keagamaan.

“Karena itu, saya menganggap sangat penting bagi kaum muda muslim yang melek digital ini untuk ambil peran lebih banyak pada penguatan nilai-nilai ideologis dan keagamaan,”tegas Zainut Tauhid.

Harapan yang sama besar juga dilayangkan Zainut bagi dua organisasi besar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Dia berharap agar NU dan Muhammadiyah lebih aktif dan kreatif memanfaatkan media digital untuk memasarkan Islam yang ramah, inklusif, moderat, toleran dan Islam rahmatan lil ‘alamin.

Baca Juga :  Muncul Penyakit Flu Tomat, Efeknya Lebih Buruk dari Covid-19?

“Bahkan NU dan Muhammadiyah perlu bersinergi dan berkolaborasi demi menjaga kelestarian NKRI,” tambahnya.

Zainut menyampaikan, perlu adanya inovasi dalam berdakwah dengan memanfaatkan dunia digital. Ia berpendapat, saat ini masyarakat lebih menghabiskan waktunya di sejumlah platform media sosial.

“Saya kira itu harus dibikin sedemikian rupa untuk menarik pembaca dan pengikut, termasuk konten-konten yang disampaikan dikemas dengan baik,” lanjutnya.

Zainut juga mengimbau agar NU dan Muhammadiyah mengimbangi konten dakwah di media digital dengan gerakan Islamis yang berbeda pandangan dalam memahami ideologi negara.

“Saya kira perlu ada inovasi dan kreasi di dalam membangun dakwah di bidang digital itu. Utamanya pada pengembangan literasi di media digital,” lanjutnya.

Selain itu, dia juga menyarankan perlu adanya inovasi dalam berdakwah dengan memanfaatkan dunia digital. Ia berpendapat, saat ini masyarakat lebih menghabiskan waktunya di sejumlah platform media sosial.

“Saya kira itu harus dibikin sedemikian rupa untuk menarik pembaca dan pengikut, termasuk konten-konten yang disampaikan dikemas dengan baik,” lanjutnya.

Selain itu, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dinilai Zainut perlu merumuskan kebijakan revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Baca Juga :  5 Hard Skill yang Perlu Dikuasai saat Banyak Pekerjaan yang Digantikan Mesin

“BPIP perlu mengembangkan program pembudayaan Pancasila dengan menerjemahkan Pancasila dari tataran konseptual ke tataran operasional. Program tersebut perlu dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat, utamanya generasi muda”.

Sementara itu, program moderasi beragama juga harus terus digaungkan dalam rangka membendung dominasi gerakan-gerakan radikal yang mengancam eksistensi NKRI.

“Dalam konteks ini, Kementerian Agama RI akan membentuk duta moderasi beragama di ruang publik digital yang melibatkan generasi muda, kaum santri dan. mahasiswa”. Pungkasnya.

Bedah buku ‘Kontestasi Ideologi Politik Gerakan Islam Indonesia di Ruang Publik Digital’ dilakukan oleh sejumlah tokoh yakni Guru Besar Hukum Islam Bidang Fikih Siyasah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta, Prof. Dr. Masykuri Abdillah; Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR RI Arsul Sani; Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Abdul Mu’ti.

Masing-masing pembicara secara garis besar memuji kehadiran buku karya Zainut Tauhid Sa’adi. Buku setebal lebih dari 600 halaman ini diharapkan mampu menjadi acuan masyarakat muslim di tengah hiruk pikuk resonansi sosial di ranah digital.

Share :

Baca Juga

Pemerintah Aceh Raih Penghargaan Tertinggi dari Kemdikbudristek Acehzone.com

Aceh

Pemerintah Aceh Raih Penghargaan Tertinggi dari Kemdikbudristek
Resensi Buku ALDERA: Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999 Acehzone.com

Pendidikan

Resensi Buku ALDERA: Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999
Mengenal Bug, 'Serangga' yang Kerap Bikin Aplikasi Down Acehzone.com

Teknologi

Mengenal Bug, ‘Serangga’ yang Kerap Bikin Aplikasi Down
Ini Foto Permukaan Bulan Paling Detail yang Diambil dari Bumi Acehzone.com

Artikel

Ini Foto Permukaan Bulan Paling Detail yang Diambil dari Bumi
Hayatullah Pasee Pimpin FAMe Periode 2022-2027 Acehzone.com

Pendidikan

Hayatullah Pasee Pimpin FAMe Periode 2022-2027
Kemensos Kenalkan Program Difagana di Forum Internasional, Apaan Tuh? Acehzone.com

Pendidikan

Kemensos Kenalkan Program Difagana di Forum Internasional, Apaan Tuh?
Hacker Bjorka Senggol Puan, Erick Thohir dan Denny Siregar Acehzone.com

Teknologi

Hacker Bjorka Senggol Puan, Erick Thohir dan Denny Siregar
Pegawai Honorer Dihapus Tahun Depan, Lowongan CPNS Belum Pasti Acehzone.com

Pendidikan

Pegawai Honorer Dihapus Tahun Depan, Lowongan CPNS Belum Pasti