Header web MDJ (1166 × 390 piksel)
Header Web ACI (1166 × 390 piksel)
Acehzone.com (1166 × 390 piksel)
previous arrow
next arrow

Home / Nusantara

Rabu, 16 November 2022 - 07:49 WIB

Bank Aceh Gali Potensi Teripang Melalui UMKM Tangguh di Sabang

Pemilik Usaha Raseuki Laot, Asnawi ersama pihak Bea Cukai Kota Sabang, mengamati teripang hasil tangkapannya. Foto: Humas Bank Aceh

Pemilik Usaha Raseuki Laot, Asnawi ersama pihak Bea Cukai Kota Sabang, mengamati teripang hasil tangkapannya. Foto: Humas Bank Aceh

ACEHZONE.com | SABANG – Bank Aceh menggali potensi teripang di Raseuki Laot melalui Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Tangguh Bank Aceh di Sabang. Perlu kejelian untuk memulai usaha yang memanfaatkan bahan baku lokal.

Adalah Asnawi petani teripang di Kota Sabang. Ia memperhatikan seekor teripang laut yang baru saja diangkat dari panggangan, memastikan hewan yang mendiami lantai laut itu benar-benar kering, sebelum dikirimkan ke Banda Aceh dan Medan, Sumatera Utara. “Alhamdulillah, pasokan teripang masih lancar. Sehingga tidak mengganggu proses produksi,” kata Asnawi, Pemilik Usaha Raseuki Laot, Minggu, 6 November 2022.

Usaha ini beralamat di Kelurahan Ujong Sikondo, Kecamatan Suka Karya, Sabang. Asnawi memulai usaha ini sejak 12 tahun silam. Ia mendapatkan dukungan dari nelayan lokal untuk memasok teripang ke tempat usahanya. Ia menyematkan tempat usahanya dengan nama “Raseuki Laot”.

Asnawi adalah salah satu penerima pembiayaan berakad murabahah modal kerja dari Bank Aceh. Dengan dana ini, Asnawi mengembangkan usaha yang dirintisnya itu dengan mempekerjakan warga lokal. Bantuan itu juga membuat Asnawi dapat mengembangkan usahanya. Selain jumlah teripang yang ditampung lebih banyak, dia juga menerima nelayan yang menjual gurita dan lobster.

Saat ini, rata-rata perolehan teripang mencapai 70-200 kilogram (Kg) per bulan. “Hasil tangkapan sangat bergantung dengan kondisi cuaca,” ujarnya seraya menyebutkan harga teripang sangat ditentukan oleh jenisnya dengan estimasi Rp 50 ribu-2 juta per Kg.

Baca Juga :  Lelang Eksplorasi Dua Blok Migas di Aceh, Conrad Asia Energy Ltd Jadi Pemenang

Asnawi mengatakan, penangkapan teripang dilakukan secara manual dengan kisaran kedalaman 50 centimeter hingga 10 meter. Saat ini, Asnawi sedang melakukan budidaya teripang pasir agar kapasitas produksi lebih terjamin. “Bibit kami peroleh dari Bali. Karena jenis ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi,” ujarnya.

Usaha itu dimulai berkat kejelian Asnawi menangkap selera pasar. Teripang memang bukan makanan lazim yang dikonsumsi masyarakat, terutama di Aceh. Namanya kalah populer dari gurita yang menjadi sajian khas Kota Sabang saat diolah menjadi sate atau dicampur dengan makanan lain.

Namun berbeda di luar Aceh. Makanan ini bahkan tergolong mewah karena disajikan secara premium di restoran-restoran besar seperti di Jakarta atau Medan. Bagi masyarakat Tionghoa, teripang laut menjadi sajian khas untuk memperingati Imlek. Budaya ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Ketika melihat bentuknya, beberapa orang mungkin akan merasa geli dengan teripang. Kendati demikian, terlepas dari bentuknya yang dapat membuat sebagian orang bergidik, teripang merupakan salah satu komoditas hasil laut yang bernilai ekonomis tinggi.

Dari sejumlah referensi, teripang merupakan komoditas laut yang banyak dicari karena memiliki khasiat yang dipercaya dapat memelihara kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan, dalam tubuh teripang mengandung serat kolagen yang tinggi, yang dapat mempercepat penyembuhan luka. Selain itu, teripang juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengobati kerusakan pada sistem kerja ginjal, organ reproduksi, dan saluran cerna.

Baca Juga :  Gempa M 5,5 Guncang Melonguane Sulut, Tak Berpotensi Tsunami

Rasanya yang asin dan hangat di tubuh, menjadikan teripang juga kerap dikonsumsi untuk mengobati gejala lemah karena proses penyembuhan setelah sakit atau lemah fisik karena usia yang menua.

Asnawi mengatakan, teripang menjadi istimewa karena sulit didapat. Proses penyajiannya juga membutuhkan waktu lama. Saat mengunyah teripang, tekstur dan rasa mengingatkan kita pada kikil sapi dan sepintas seperti kerang.

Meski terlihat aneh, teripang berbeda dari kepiting, udang atau kerang. Teripang juga mengandung protein tinggi menjadikan panganan ini sarat manfaat. “Ada juga yang menggunakannya sebagai bahan kosmetik,” ucap Asnawi.

Lewat usaha ini, Asnawi memberikan warna dalam geliat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Sabang. Dia mengaku sangat terbantu dengan tambahan modal yang disalurkan oleh Bank Aceh.

Dia berharap muncul UMKM-UMKM lain dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di Aceh. “Keberadaan Bank Aceh benar-benar kami rasakan dalam mendorong aktivitas bisnis kami,” ujar Asnawi. Saat ini, tambahnya, Dinas Perikanan Kota Sabang dan Bea Cukai juga sudah memberikan dukungan dalam rangka kajian peluang ekspor terhadap teripang miliknya.

Share :

Baca Juga

DPR Aceh Bentuk Tim Advokasi Inventarisir Masalah UUPA Acehzone.com

Nusantara

DPR Aceh Bentuk Tim Advokasi Inventarisir Masalah UUPA
DPRA Cecar Dinas ESDM Terkait Surat Edaran Pembatasan BBM Acehzone.com

Nusantara

DPRA Cecar Dinas ESDM Terkait Surat Edaran Pembatasan BBM
BKPSDM Aceh Tamiang Luncurkan Sikepo Acehzone.com

Nusantara

BKPSDM Aceh Tamiang Luncurkan Sikepo
Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, lantik 5 Pj Walikota dan Bupati. Acehzone.com

Nusantara

Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, lantik 5 Pj Walikota dan Bupati.
Banjir Rendam 18 Rumah di Aceh Tengah Acehzone.com

Nusantara

Banjir Rendam 18 Rumah di Aceh Tengah
Polda Selidiki Robohnya RS Regional Takengon Acehzone.com

Nusantara

Polda Selidiki Robohnya RS Regional Takengon
Sejumlah Imigran Rohingya Alami Demam dan Gatal-gatal Acehzone.com

Nusantara

Sejumlah Imigran Rohingya Alami Demam dan Gatal-gatal
Aneka Penghargaan Warnai Peringatan HAB ke-77 di Bireuen Acehzone.com

Nusantara

Aneka Penghargaan Warnai Peringatan HAB ke-77 di Bireuen