ACEHZONE.com | ACEH TIMUR – Sejumlah wilayah Aceh Timur masih kebanjiran. Kondisi tersebut telah berlangsung sejak beberapa hari terakhir.
Bahkan jumlah pengungsi bertambah menjadi 2.693 jiwa. Banjir mulai merendam Aceh Timur sejak Kamis (3/11/2022) akibat hujan deras mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir.
“Total pengungsi saat ini sebanyak 2.693 jiwa dalam 668 kepala keluarga,” ujar Kepala Pelaksana BPBA Ilyas dalam keterangannya di Banda Aceh, Senin (7/11/2022). Dia menuturkan, hingga kini terdapat 37 desa atau gampong dalam 11 kecamatan yang masih terendam.
Ketinggian air, kata dia bervariasi, 20-60 sentimeter, bahkan lebih. Menurutnya, data BPBA menunjukkan, 11 kecamatan yang kebanjiran itu meliputi Kecamatan Birem Bayeun sebanyak enam desa, Simpang Jernih satu desa dan Pante Bidari lima desa, Peunaron empat desa, Ranto Peureulak tiga desa, Simpang Ulim satu desa dan Julok satu desa.
Kemudian, Kecamatan Sungai Raya tujuh desa, Rantau Selamat satu desa, Peureulak tujuh desa dan Peureulak Barat satu desa. Sementara satu desa Birem Bayeun terjadi tanah longsor yang menyebabkan badan jalan antar desa tertimbun sepanjang lima meter.
“Petugas BPBD Aceh Timur terus melakukan koordinasi dengan perangkat desa dan instansi terkait untuk melakukan kajian, pendataan, evakuasi dan menyalurkan bantuan masa panik,” ucapnya.
Dia mengungkapkan, debit air yang merendam wilayah Aceh Timur itu berasal dari daerah aliran sungai Krueng Arakundo dan Peureulak meluap ke pemukiman penduduk, yang dipicu curah hujan tinggi.
Saat ini, lanjut dia korban terdampak sebanyak 10.111 jiwa dalam 2.522 kepala keluarga yang tersebar di seluruh kecamatan terdampak. Petugas BPBD Aceh Timur masih terus melakukan pendataan di lokasi kejadian. “Selain merendam rumah warga, dampak material akibat banjir ini juga menyebabkan tiga unit rumah rusak ringan. Tidak ada laporan korban jiwa,” katanya.
Dia menyampaikan, sejumlah wilayah juga sudah menunjukkan debit air yang mulai surut seperti Kecamatan Birem Bayeun, Pante Bidari dan Peunaron. Selebihnya debit air masih bertahan.
“Saat ini ada 13 lokasi pengungsian di masing-masing desa. Kendala di lapangan, untuk Kecamatan Simpang Jernih belum dapat dilaporkan karena terkendala jaringan telepon,” ucapnya.