ACEHZONE.COM | BANDA ACEH – Ada empat provinsi di Indonesia yang berpotensi terjadinya konflik satwa liar dan manusia, salah satunya ada di provinsi Aceh. Belum lagi perusakan kawasan hutan dan konservasi untuk penggunaan lain karena kebutuhan lahan semakin meningkat mengakibatkan menurunnya kualitas dan kuantitas habitat satwa.
“Hal ini berdampak pada meningkatnya perburuan dan konflik satwa dan manusia yang dapat mengakibatkan adanya korban jiwa manusia, kematian satwa dilindungi maupun kerugian materil,” ujar Plt Direktur Pencegahan dan Pengamanan Lingkungan Hidup Kehutanan Sustyo Iriyono, Kamis (25/8/2022) di Banda Aceh.
Dikatakan, baginya sangat mengkwatirkan dengan banyaknya konflik satwa dan manusia dan perburuan satwa liar akan mengancam potensi keanekaragaman hayati di Aceh, khususnya 4 satwa yaitu Harimau, Gajah, Badak dan Orangutan yang hidup di landscape provinsi Aceh.
Ads – Jasa Pengiriman Mobil ke Seluruh Indonesia
Baca : Belajar Buat Website Tanpa Coding
Baca : Mau jago Berbisnis Online via Whatshapp
Baca : Cara Menghasilkan Uang dari Internet Marketing
“Potensi tersebu merupakan kebanggaan dan keunggulan komparatif sekaligus anugerah Tuhan yang harus dijaga dan dilestarikan,” ungkapnya.
Menurutnya, untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu penanganan yang serius dan sinergis antar pihak.
Dikatakan, untuk itu secara simultan supaya mengurangi adanya tindakan kejahatan terhadap konflik satwa liar dan manusia, baik di Sumatra, Riau, maupun di provinsi lain di Indonesia.
“Sering kita dengar konflik satwa dan manusia kadang membawa korban,” ungkapnya.
Ia berharap, dalam mengolah kawasan konservasi ada kaedahnya dan harus dipatuhi oleh semua pihak sebagai bentuk kolabolasi.
“Kita tetap melakukan tindakan terhadap kejahatan termasuk keanekaragaman hayati,” jelasnya.
Dikatakan, dengan adanya kolaborasi semua pihak dalam membahas dan rumusan sebagai langkah yang tepat dari hulu hingga hilir dalam mengatasi persoalan tersebut.
Untuk itu, ia berharap dapat meningkatkan pemahaman kepadan masyarakat dalam menjaga keanekaragaman terhadap pelaku kejahatan yang mencari keuntungan.
Sementara itu, Kepala Balai Gakkum LHK Wilayah Sumatra, Subhan mengatakan bahwa penegakan hukum terhadap kejahatan tumbuhan dan satwa liar di wilayah Sumatra terus dilakukan.
Namun demikina, penegakan hukum bukanlaj satu-satunya solusi, perlu ada upaya dan komitmen bersama dari para pihak baik pengelola maupun pemangku kawasan, penegak hukum, para mitra, pelaku usaha dan masyarakat dalam penegakan hukum dan penanganan konflik satwa dan manusia.
Dikatakan, dalam rangka membangun sinergitas penegakan hukum kejahatan terhadap tumbuhan dan satwa liar dan penanganan konflik satwa liar dan manusia menyelenggarakan rakor penegakan hukum dan penanganan konflik satwa di provinsi Aceh di Banda Aceh.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Acehzone.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Acehzone.com”, caranya klik link https://t.me/acehzone, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.